Kamis, 19 Juni 2008

Jika Hujan, Brabasan--Wiralaga Lumpuh

MESUJI LAMPUNG (Lampost): Jalan sepanjang sekitar 25 km dari Kampung Brabasan, Kecamatan Tanjungraya, menuju Kampung Wiralaga, Kecamatan Mesuji, rusak berat. Meskipun sudah tujuh kali diusulkan perbaikan, belum ada tanggapan. Akibatnya, jarak tempuhnya yang pendek itu dibutuhkan waktu sekitar 1,5--2 jam.

Jalan yang sudah di onderlaag tersebut sudah bertahun-tahun rusak berat dan hingga saat ini belum ada perhatian pemerintah. Padahal jalan tersebut merupakan satu-satunya jalan darat yang bisa tembus ke wilayah ibu kota Kecamatan Mesuji Lampung.

Pemantauan Lampung Post, kondisi jalan mulai berlubang dalam sekitar 1,5 km dari kantor Mapolsek Tanjungraya. Onderlaag yang sudah dipasang nyaris habis dan terbenam ke dasar tanah. Bahkan bekas roda kendaraan terlihat masuk sekitar 40--50 cm ke dasar tanah.

Kondisi ini akan lebih parah jika hujan turun. Sebab, lumpur yang berada di dasar tanah naik saat kendaraan melintas, yang akhirnya batu yang terpasang nyaris tidak berguna. Tidak jarang masyarakat yang melintas dan kebetulan menggunakan kendaraan sejenis Kijang, Carry, terpaksa harus diinapkan jika akan ke Wiralaga.

Kondisi tersebut nyaris merata di sepanjang jalan provinsi itu. Kubangan-kubangan besar seakan sudah menjadi pemandangan sehari-hari bagi masyarakat pengguna jalan tersebut. Jika musim kemarau meskipun sulit kendaraan masih bisa sampai ke Wiralaga, itu pun harus memakan waktu sekitar 1,5--2 jam dengan jarak 25 km. Apabila musim hujan, semua kendaraan roda empat tidak bisa lewat atau diinapkan.

Hendarma, camat Mesuji, mengaku harus menginapkan kendaraan dinasnya di rumah warga jika hujan tiba. Sebab, jalan tidak bisa dilewati. Kemudian transportasi masyarakat untuk sampai ke Wiralaga yang tinggal 7 km, dari Kampung Sungai Badak ke Wiralaga, terpaksa harus melalui air menggunakan perahu kelotok.

Jalan air yang dilewati itu merupakan kanal buatan pemerintah saat membuat jalan tembus dari Kampung Transmigrasi ke kampung asli Mesuji Wiralaga. Kanal inilah menjadi satu-satunya jalan alternatif terdekat jika jalan darat tidak bisa dilalui. Dampak tidak lancarnya sarana transportasi ini membuat harga bahan kebutuhan pokok terus meningkat.

Menurut warga Mesuji Mat Jaya, masyarakat dan pemerintah kecamatan telah mengusulkan perbaikan jalan tujuh kali ke kantor gubernur, akan tetapi belum juga ada perhatian. Meskipun demikian, pihaknya mengaku tidak putus asa dan akan dicoba lagi diusulkan, mudah-mudahan dengan gubernur baru usulan perbaikan jalan bisa segera ditanggapi. n FA/D-2

Tidak ada komentar:

Komentar Anda


Free chat widget @ ShoutMix

Kompas.Com - Nasional

Berita Sumatera Bagian Selatan